Dalam perjalanan menuju kesuksesan dan pemenuhan diri, sikap mental memainkan peran krusial. Dua konsep utama yang sering dibicarakan dalam konteks ini adalah “growth mindset” (pola pikir berkembang) dan “fixed mindset” (pola pikir tetap). Memahami perbedaan antara keduanya dapat memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana cara pandang seseorang terhadap tantangan, kegagalan, dan kemampuan untuk tumbuh.
Growth Mindset dan Fixed Merupakan salah satu teori yang dikemukakan oleh salah satu pakar psikologi asal Amerika Serikat yakni Carol Dweck Melalui Buku yang berjudul Mindset: The New Psychology of Success.
A. Growth Mindset
Apa itu Growth Mindset? Growth mindset adalah sebuah cara berpikir seseorang dimana dia selalu memiliki kecenderungan bahwa keberhasilan atau kesuksesan bisa dicapai dengan cara kerja keras, kerja cerdas, dan komitmen. Sehingga, seseorang yang memiliki kecenderungan dengan pola pikir growth mindset tidak akan selalu mempercayai konsep “Bakat dari lahir” karena setiap kemampuan dapat di pelajari dan dikuasai oleh siapapun.
Contoh kecil yang bisa kita ambil adalah sosok pebasket dunia asal amerika serikat yakni Kobe Bryant. Melansir USA Today, Kobe menerima lima gelar NBA, 2 Medali emas Olimpiad, dan 18 Penampilan All-Star yang berhasil ia raih selama 20 tahun menjadi pebasket professional. Semua yang ia raih tentu tidak mudah dan membutuhkan mentalitas super yang selalu ia pegang. Kobe menjuluki dirinya sebagai “Black Mamba” dan mengenalkan istilah Mamba Mentality.
Mamba Mentality memiliki arti yang mendalam bagi kobe, sebuah mentalitas yang tidak ditujukan untuk memberikan dukungan terhadap siapapun melainkan diri sendiri. Di dalam bukunya yang berjudulu “Kobe Bryant the Mamba Mentality” ia menjelaskan bahwa Mamba Mentality is all about focusing on the process and trusting in the hard work when it matters most, it’s the ultimate mantra for the competitive spirit. It started just as a hastag that came to me one day, and it’s grown into something athletes and even non-athletes embrace as a mindset”.
Singkatnya, kita harus percaya pada diri sendiri terutama dalam hal berproses, percaya bahwa kerja keras yang selama ini kita lakukan akan membuahkan hasil karena itulah hal yang terpenting sekarang, fokus pada diri sendiri dan mimpi yang ingin kamu capai.
B. Fixed Mindset
Berbeda dengan Growth Mindset, Fixed Mindset merupakan sebuah pola pikir dimana seseorang mempercayai bahwa orang pintarlah yang akan selalu meraih keberhasilan. Ciri yang sering kita jumpai adalah ada seseorang yang mengatakan “Kalau orang lain bisa kenapa harus saya, kalau orang lain tidak bisa apalagi saya”. Kalimat itu mungkin merupakan sebuah joke akan tetapi, tidak sedikit orang-orang yang memiliki mindset seperti ini. Jika kamu juga memiliki pemikiran yang sama coba mulai ubah secara perlahan menuju growth mindset.
Salah satu contoh dari dampak fixed mindset ini dirasakan oleh sebuah perusahaan (yang pernah) jaya dimasanya, Yes, Nokia. Siapa yang tidak tahu dengan perusahaan ponsel ini, sebuah perusahaan yang mengenalkan HP tahan banting bahkan ketika jatuh ke lantai yang hancur ubinnya.
Meskipun terkenal dengan durabilitas yang tinggi, kenyataanya sekarang kita jarang bahkan tidak tahu kemana Nokia ini berada yang kemudian Nokia dinyatakan bangkrut, kenapa? Salah satu alasan Nokia bangkrut adalah penolakan terhadap inovasi baru yang dibawakan oleh Apple dan Google yakni sistem iOs dan Android. Nokia percaya bahwa akan selalu jaya tanpa harus mengadopsi sistem tersebut.
Salah satu quotes terakhir dari CEO Nokia adalah “We didn’t do anything wrong but somehow we lost” yang memiliki arti bahwa “kami tidak melakukan kesalahan akan tetapi entah bagaimana kita kalah”. Dari quotes tersebut dapat di simpulkan bahkan ketika kamu tidak melakukan kesalahan kamu bisa kalah, kesalahan disini merujuk pada inovasi-inovasi baru yang notabenya kesalahan menjadi hal yang biasa.
Kesimpulannya adalah, Growth Mindset dan Fixed Mindset merupakan sebuah pilihan, Apakah kamu akan menjadi seseorang dengan “Black Mamba Mentality” atau “Tidak Melakukan kesalahan dan Kalah”. Semangat!
BACA JUGA : Mengenal lebih dalam Generasi Z